Carilah Ilmu, Bukan Ijazah; Penjelasan Syaikh Muqbil

Carilah Ilmu, Bukan Ijazah; Penjelasan Syaikh Muqbil

Syaikh Muqbil bin Hadi Al-Wadi’I rahimahullah
Ijaabatussaa-il ‘ala Ahammil Masaa-il
 www.ilmusunnah.com

Ijazah_Muqbil

Soalan ke 137:

“Apakah punca yang menjadikan kebanyakan kaum muslimin lebih mendahulukan ijazah berbanding ilmu yang bermanfaat? Dan apa pula punca yang menjadikan mereka berpaling dari menuntut ilmu syar’i?

Jawaban:

“Sebabnya sebagaimana yang difirmankan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala:

إِنَّ هَؤُلَاءِ يُحِبُّونَ الْعَاجِلَةَ وَيَذَرُونَ وَرَاءَهُمْ يَوْمًا ثَقِيلًا

“Sesungguhnya mereka (orang-orang kafir) mencintai kehidupan dunia dan mereka tidak ambil kisah kesudahan mereka di hari yang berat (Hari Kiamat).” (Surah Al-Insaan, 76: 27)

Inilah penyebab utamanya. Dan Allah ‘Azza wa Jalla telah mengingatkan kita dari sebab ini, sebagaimana yang termaktub dalam firman-Nya:

فَأَعْرِضْ عَنْ مَنْ تَوَلَّى عَنْ ذِكْرِنَا وَلَمْ يُرِدْ إِلَّا الْحَيَاةَ الدُّنْيَا

“Maka berpalinglah (wahai Muhammad) dari orang-orang yang berpaling dari peringatan Kami dan tidak menginginkan melainkan kehidupan dunia.” (Surah An-Najm, 53: 29)

Adapun kami, Alhamdulillaah, sangat gembira menyibukkan diri mempelajari sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, memplejari Kitab Allah, mempelajari ilmu-ilmu yang bermanfaat, dan sama sekali itu tidak menjadikan kami melarat.

Saya katakan pula bahawa ada sebab lainnya, iaitu kurangnya perhatian para ulama dalam menyebar-luaskan ilmu-ilmu yang syar’i. Ulama sepatutnya tidak hanya duduk di masjid sehingga mereka mengabaikan perkara ini. Maksudnya, seluruh kaum muslimin seharusnya bersama-sama bertanggungjawab atas keadaan ini.

Ijazah sendiri tidak akan mendatangkan manfaat bagi seorang muslim, bahkan adakalanya tidak mendatangkan manfaat bagi agama mahupun kehidupan dunia bagi seseorang. Tetapi yang dapat mendatangkan manfaat hanyalah Al-Qur’an semata.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:

“Sesiapa yang membaca Al-Qur’an kemudian mengamalkannya, dia akan dipakaikan mahkota yang gemerlap kilauannya lebih indah dari cahaya matahari pada Hari Kiamat, dan kedua orang tuanya akan dipakaikan perhiasan yang keduanya tidak akan mendapatkannya di dunia. Maka keduanya akan berkata, “Mengapa kami mengenakan perhiasan ini?” Maka akan dikatakan pada keduanya, “Anak kalian berdua telah mengamalkan Al-Qur’an.”

Diriwayatkan oleh Al-Hakim dalam Mustadraknya.[[1]]

Alhamdulillah, orang-orang yang telah menerima sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam serta ilmu yang bermanfaat sangatlah banyak. Sementara ijazah sebagaimana disebutkan (oleh penanya) telah banyak menghabiskan masa para pemuda, sementara mereka memang punya kepintaran dan pemahaman yang dapat dia gunakan untuk menghafal Al-Qur’an dalam tempoh waktu lima atau tujuh bulan, atau dalam masa setahun. Namun, semuanya mereka sia-siakan disebabkan ijazah tersebut.

Dan sebahagian besar para pemuda itu sama sekali tidak dapat mengambil manfaat, sama ada ilmu dunia mahupun agama. Anda mungkin akan menjumpai seseorang yang ada di fasa sekolah menengah rendah, atau sekolah menengah atas, namun untuk membaca surah An-Naas dengan benar pun masih tidak mampu. Mereka ini benar-benar telah berbuat perkara yang sia-sia, wallahul musta’an.

Dan para ulama pun belum benar-benar melakukan kewajiban mereka dengan mengajar di masjid, akibatnya anak-anak kaum muslimin pun menjadikan sekolah-sekolah umum sebagai fokus mereka. Seandainya ulama Islam telah menunaikan kewajiban mengajar di masjid (dengan kaedah pengajaran yang benar – pent.), nescaya sebahagian besar sekolah-sekolah tersebut akan ditutup.

Semoga Allah memberi taufiq kepada para ulama kaum muslimin, kerana sesungguhnya Dia-lah Rabb Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Dari kitab Ijaabatus Saa’il ‘alaa Ahammil Massa’il, 254 – 255 – Daar Al-Haramain (1420H).


 

[1] Matan (teks) yang penyalin temui dalam Al-Mustadrak cet. Daar Al-Ma’rifah:

مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ وَتَعَلَّمَهُ وَعَمِلَ بِهِ أُلْبِسَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ تَاجًا مِنْ نُورٍ ضَوْءُهُ مِثْلُ ضَوْءِ الشَّمْسِ، وَيُكْسَى وَالِدَيْهِ حُلَّتَانِ لاَ يَقُومُ بِهِمَا الدُّنْيَا فَيَقُولاَنِ: بِمَا كُسِينَا؟ فَيُقَالُ: بِأَخْذِ وَلَدِكُمَا الْقُرْآنَ

“Sesiapa yang membaca Al-Qur’an, mempelajarinya, dan mengamalkannya, dia akan dipakaikan pada hari Kiamat dengan mahkota yang gemerlap cahayanya seperti terangnya matahari, dan disarungkan untuk kedua orang tuanya perhiasan yang tidak didapatkan di dunia, lalu keduanya akan tertanya-tanya, “Kenapa kami disarungkan (dengannya)?” Maka dikatakan, “Kerana anak kalian berdua telah mengambil perhatian dan mengamalkan Al-Qur’an.” (Al-Mustadrak, no. 2086)