Melihat Allah Sebagaimana Melihat Matahari dan Bulan

Melihat Allah Sebagaimana Melihat Matahari dan Bulan
Serta sebahagian gambaran di Hari Qiyamah

www.ilmusunnah.com

Mengharap Pertemuan Dengan Allah

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

مَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ اللَّهِ فَإِنَّ أَجَلَ اللَّهِ لَآتٍ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

“Siapa yang mengharap pertemuan dengan Allah, maka sesungguhnya waktu (yang dijanjikan) Allah itu pasti datang. Dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Surah Al-‘Ankabut, 29: 5)

Di ayat yang lain:

قَدْ خَسِرَ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِلِقَاءِ اللَّهِ حَتَّى إِذَا جَاءَتْهُمُ السَّاعَةُ بَغْتَةً قَالُوا يَا حَسْرَتَنَا عَلَى مَا فَرَّطْنَا فِيهَا وَهُمْ يَحْمِلُونَ أَوْزَارَهُمْ عَلَى ظُهُورِهِمْ أَلَا سَاءَ مَا يَزِرُونَ

“Sungguh telah rugilah orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Allah; sehingga apabila Kiamat datang kepada mereka dengan tiba-tiba, mereka berkata:

“Alangkah besarnya penyesalan kami terhadap kelalaian kami tentang kiamat itu!”

sambil mereka memikul beban dosa-dosa di atas belakang mereka. Ingatlah, amatlah buruk apa yang mereka pikul itu.” (Surah Al-An’aam, 6: 31)

Di ayat yang lain:

ثُمَّ آتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ تَمَامًا عَلَى الَّذِي أَحْسَنَ وَتَفْصِيلًا لِكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً لَعَلَّهُمْ بِلِقَاءِ رَبِّهِمْ يُؤْمِنُونَ

“Kemudian Kami telah memberikan Al-Kitab (Taurat) kepada Musa untuk menyempurnakan (nikmat Kami) kepada orang yang berbuat kebaikan, dan untuk menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat, agar mereka beriman terhadap pertemuan dengan Rabb mereka.” (Surah Al-An’aam, 6: 154)

Di ayat yang lain:

فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا

“Maka siapa yang mengharap pertemuan dengan Rabb-nya maka hendaklah dia melaksanakan amal-amal yang soleh, dan janganlah dia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Rabb-nya.” (Surah Al-Kahf, 18: 110)

Di ayat yang lain:

قَدْ خَسِرَ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِلِقَاءِ اللَّهِ وَمَا كَانُوا مُهْتَدِينَ

“Sungguh merugilah orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Allah, dan mereka tidak mendapat petunjuk.” (Surah Yunus, 10: 45)

Melihat Allah

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَاضِرَةٌ (22) إِلَى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ

“Wajah-wajah (orang-orang mu’min) pada hari itu berseri-seri. Kepada Rabb-nya mereka melihat.” (Surah Al-Qiyamah, 75 : 22-23)

Di ayat yang lain:

كَلآَّإِنَّهُمْ عَن رَّبِّهِمْ يَوْمَئِذٍ لَمَحْجُوبُونَ

“Sekali-kali tidak, sesungguhnya mereka (orang-orang yang kafir) pada hari itu benar-benar terhalang dari (melihat) Rabb mereka.” (Surah Al-Muthaffifin, 83: 15)

Dari hadis Jarir bin ‘Abdillah, beliau berkata:

كُنَّا عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَنَظَرَ إِلَى القَمَرِ لَيْلَةً – يَعْنِي البَدْرَ – فَقَالَ: «إِنَّكُمْ سَتَرَوْنَ رَبَّكُمْ، كَمَا تَرَوْنَ هَذَا القَمَرَ، لاَ تُضَامُّونَ فِي رُؤْيَتِهِ، فَإِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَنْ لاَ تُغْلَبُوا عَلَى صَلاَةٍ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا فَافْعَلُوا» ثُمَّ قَرَأَ: {وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ الغُرُوبِ} [ق: 39]، قَالَ إِسْمَاعِيلُ: افْعَلُوا لاَ تَفُوتَنَّكُمْ

“Kami pernah berada di sisi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, lalu kami memandang kepada bulan di malam hari, yakni ketika bulan purnama (bulan penuh). Lalu Nabi pun bersabda:

“Sesungguhnya kalian akan melihat Rabb kalian sebagaimana kalian melihat bulan ini. Kalian tidak terhalang (atau tidak kesukaran) ketika melihat-Nya. Oleh kerana itu, jika kalian mampu untuk tidak melalaikan solat sebelum terbit matahari (Subuh) dan solat sebelum terbenam matahari (‘Ashar), maka lakukanlah.”

Kemudian beliau membacakan:

“… dan bertasbihlah sambil memuji Rabb-mu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam(nya).” (Surah Qaaf, 50: 39)

Perawi (Isma’il) berkata, “Laksanakanlah (solat tersebut), jangan sampai tertinggal.” (Shahih Al-Bukhari, no. 554. Muslim, no. 633)

Dalam salah satu lafaz di riwayat Muslim:

أَمَا إِنَّكُمْ سَتُعْرَضُونَ عَلَى رَبِّكُمْ، فَتَرَوْنَهُ كَمَا تَرَوْنَ هَذَا الْقَمَرَ

“Sesungguhnya kalian akan dihadapkan kepada Rabb kalian, maka kalian akan melihat-Nya sebagaimana kalian melihat bulan ini.” (Shahih Muslim, no. 633)

Kata Al-Imam An-Nawawi rahimahullah (Wafat: 676H):

أي ترونه رؤية محققة لا شك فيها ولا مشقة كما ترون هذا القمر رؤية محققة بلا مشقة فهو تشبيه للرؤية بالرؤية لا المرئى بالمرئي والرؤية مختصة بالمؤمنين وأما الكفار فلا يرونه سبحانه وتعالى

“Yakni kalian akan melihat-Nya secara nyata, tidak ada keraguan padanya, dan tanpa ada kesukaran sebagaimana kalian melihat bulan ini secara nyata dengan tanpa kesukaran. Ia adalah penyerupaan dalam cara melihat, bukan penyerupaan sesuatu yang dilihat (yakni bukan menyerupakan Allah dengan bulan). Dan melihat Allah ini adalah kekhususan bagi orang-orang yang beriman. Adapun orang-orang kafir, maka mereka tidak dapat melihat Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (Syarh Shahih Muslim, 5/134)

Di hadis yang lain lagi, dari hadis Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:

أَتُضَامُونَ فِي رُؤْيَةِ القَمَرِ لَيْلَةَ البَدْرِ، وَتُضَامُونَ فِي رُؤْيَةِ الشَّمْسِ»؟ قَالُوا: لَا، قَالَ: «فَإِنَّكُمْ سَتَرَوْنَ رَبَّكُمْ كَمَا تَرَوْنَ القَمَرَ لَيْلَةَ البَدْرِ لَا تُضَامُونَ فِي رُؤْيَتِهِ

“Adakah kalian merasa sukar ketika melihat bulan di malam purnama, atau merasa sukar untuk melihat matahari?”

Para sahabatnya menjawab, “Tidak.”

Rasulullah bersabda lagi, “Bahawa sesungguhnya kalian akan melihat Rabb kalian sebagaimana kalian melihat bulan purnama, tidak bersusah-payah pada melihatnya.” (Sunan At-Tirmidzi, no. 2554)

Di hadis yang lain, dari Jarir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, bahawa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:

إِنَّكُمْ سَتَرَوْنَ رَبَّكُمْ عِيَانًا

“Sesungguhnya kalian akan melihat Rabb kalian dengan pandangan mata yang nyata.” (Shahih Al-Bukhari, no. 7435)

Di hadis yang lain dari Shuhaib bin Sinan, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:

إِذَا دَخَلَ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ، قَالَ: يَقُولُ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى: تُرِيدُونَ شَيْئًا أَزِيدُكُمْ؟ فَيَقُولُونَ: أَلَمْ تُبَيِّضْ وُجُوهَنَا؟ أَلَمْ تُدْخِلْنَا الْجَنَّةَ، وَتُنَجِّنَا مِنَ النَّارِ؟ قَالَ: فَيَكْشِفُ الْحِجَابَ، فَمَا أُعْطُوا شَيْئًا أَحَبَّ إِلَيْهِمْ مِنَ النَّظَرِ إِلَى رَبِّهِمْ عَزَّ وَجَلَّ

“Apabila penghuni Syurga telah masuk Syurga, Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman:

“Adakah kalian menginginkan sesuatu untuk aku tambahi buat kalian?”

Mereka menjawab, “Bukankah Engkau telah menjadikan wajah-wajah kami putih berseri? Bukankah Engkau telah memasukkan kami ke dalam Syurga dan menyelamatkan kami dari Neraka?”

Nabi bersabda, “Maka disingkapkanlah hijab (penutup), maka tidaklah mereka dianugerahi sesuatu yang lebih mereka sukai berbanding melihat kepada Rabb mereka ‘Azza wa Jalla.” (Shahih Muslim, no. 181)

Di hadis yang lain, dari hadis Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata:

أَنَّ النَّاسَ قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، هَلْ نَرَى رَبَّنَا يَوْمَ القِيَامَةِ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: هَلْ تُضَارُّونَ فِي القَمَرِ لَيْلَةَ البَدْرِ؟ قَالُوا: لاَ يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَالَ: فَهَلْ تُضَارُّونَ فِي الشَّمْسِ، لَيْسَ دُونَهَا سَحَابٌ؟ قَالُوا: لاَ يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَالَ: فَإِنَّكُمْ تَرَوْنَهُ كَذَلِكَ

“Bahawa orang ramai pernah bertanya (kepada Rasulullah):

“Wahai Rasulullah, adakah kita akan melihat Rabb kita di hari Kiamat?” Maka jawab Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam:

“Adakah kalian merasa sukar (atau bahaya) melihat bulan di malam al-badr (purnama)?”

Jawab mereka, “Tidak, wahai Rasulullah.” Tanya Rasulullah lagi:

“Maka adakah kalian merasa sukar (atau bahaya) melihat matahari yang tidak dihalangi awan mendung?”

Jawab mereka, “Tidak, wahai Rasulullah.” Rasulullah pun bersabda:

“Maka sesungguhnya kalian akan melihat-Nya seperti itu juga (iaitu seperti melihat matahari dan bulan tanpa terhalang).”.” (Shahih Al-Bukhari, no. 7437)

Hadis dari Abi Sa’iid Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu:

قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلْ نَرَى رَبَّنَا يَوْمَ القِيَامَةِ؟ قَالَ: هَلْ تُضَارُونَ فِي رُؤْيَةِ الشَّمْسِ وَالقَمَرِ إِذَا كَانَتْ صَحْوًا؟ قُلْنَا: لاَ، قَالَ: فَإِنَّكُمْ لاَ تُضَارُونَ فِي رُؤْيَةِ رَبِّكُمْ يَوْمَئِذٍ، إِلَّا كَمَا تُضَارُونَ فِي رُؤْيَتِهِمَا

“Kami bertanya (kepada Rasulullah), “Wahai Rasulullah, adakah kami akan melihat Rabb kami pada hari Kiamat?” Jawab Rasulullah:

“Adakah kalian merasa sukar melihat matahari dan bulan ketika cuaca cerah?”

Kami jawab, “Tidak.” Beliau bersabda:

“Maka sesungguhnya kalian akan melihat Rabb kalian tanpa kesukaran pada hari itu, kecuali kesukaran sebagaimana kalian melihat keduanya (matahari dan bulan).”

Kemudian Rasulullah menjelaskan:

يُنَادِي مُنَادٍ: لِيَذْهَبْ كُلُّ قَوْمٍ إِلَى مَا كَانُوا يَعْبُدُونَ، فَيَذْهَبُ أَصْحَابُ الصَّلِيبِ مَعَ صَلِيبِهِمْ، وَأَصْحَابُ الأَوْثَانِ مَعَ أَوْثَانِهِمْ، وَأَصْحَابُ كُلِّ آلِهَةٍ مَعَ آلِهَتِهِمْ، حَتَّى يَبْقَى مَنْ كَانَ يَعْبُدُ اللَّهَ، مِنْ بَرٍّ أَوْ فَاجِرٍ، وَغُبَّرَاتٌ مِنْ أَهْلِ الكِتَابِ، ثُمَّ يُؤْتَى بِجَهَنَّمَ تُعْرَضُ كَأَنَّهَا سَرَابٌ، فَيُقَالُ لِلْيَهُودِ: مَا كُنْتُمْ تَعْبُدُونَ؟ قَالُوا: كُنَّا نَعْبُدُ عُزَيْرَ ابْنَ اللَّهِ، فَيُقَالُ: كَذَبْتُمْ، لَمْ يَكُنْ لِلَّهِ صَاحِبَةٌ وَلاَ وَلَدٌ، فَمَا تُرِيدُونَ؟ قَالُوا: نُرِيدُ أَنْ تَسْقِيَنَا، فَيُقَالُ: اشْرَبُوا، فَيَتَسَاقَطُونَ فِي جَهَنَّمَ

“Lantas ada penyeru memanggil-manggil, “Hendaklah setiap kaum pergi menemui apa yang mereka sembah!”

Maka Ash-habush-shalib (para penyembah salib) pergi bersama salib mereka, dan Ash-habul autsaan (penyembah berhala) bersama berhala (patung-patung) mereka, dan setiap penyembah apa yang mereka sembah mereka pun bersama sembahan-sembahan mereka.

Sehingga hanya tinggal orang-orang yang menyembah Allah, sama ada yang baik atau yang fajir (jahat) serta sebahagian ahli kitab terdahulu. Kemudian jahannam didatangkan dan dipasang, ia seolah-olah fatamorgana.

Lalu dikatakan kepada orang-orang yahudi: “Apa yang dahulu kalian sembah?” Mereka jawab, “Kami dahulu menyembah ‘Uzair anak Allah.” Lalu dikatakan kepada mereka, “Kalian berdusta! Allah sama sekali tidak memiliki isteri dan tidak pula anak. Maka apa yang kalian inginkan?” Mereka jawab, “Kami ingin Engkau memberi kami minuman!” Lalu dikatakan kepada mereka, “Minumlah!” Lalu mereka berjatuhan ke dalam Jahannam.

ثُمَّ يُقَالُ لِلنَّصَارَى: مَا كُنْتُمْ تَعْبُدُونَ؟ فَيَقُولُونَ: كُنَّا نَعْبُدُ المَسِيحَ ابْنَ اللَّهِ، فَيُقَالُ: كَذَبْتُمْ، لَمْ يَكُنْ لِلَّهِ صَاحِبَةٌ، وَلاَ وَلَدٌ، فَمَا تُرِيدُونَ؟ فَيَقُولُونَ: نُرِيدُ أَنْ تَسْقِيَنَا، فَيُقَالُ: اشْرَبُوا فَيَتَسَاقَطُونَ فِي جَهَنَّمَ

Kemudian dikatakan kepada orang-orang Nashaara: “Apa yang kalian sembah?” Maka mereka jawab, “Kami menyembah Al-Masiih anak Allah.” Lalu dikatakan kepada mereka, “Kalian berdusta! Allah sama sekali tidak memiliki isteri dan tidak pula anak. Maka apa yang kalian inginkan?” Mereka jawab, “Kami ingin Engkau memberi kami minuman!” Lalu dikatakan kepada mereka, “Minumlah!” Lalu mereka berjatuhan ke dalam Jahannam.”

حَتَّى يَبْقَى مَنْ كَانَ يَعْبُدُ اللَّهَ مِنْ بَرٍّ أَوْ فَاجِرٍ، فَيُقَالُ لَهُمْ: مَا يَحْبِسُكُمْ وَقَدْ ذَهَبَ النَّاسُ؟ فَيَقُولُونَ: فَارَقْنَاهُمْ، وَنَحْنُ أَحْوَجُ مِنَّا إِلَيْهِ اليَوْمَ، وَإِنَّا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِي: لِيَلْحَقْ كُلُّ قَوْمٍ بِمَا كَانُوا يَعْبُدُونَ، وَإِنَّمَا نَنْتَظِرُ رَبَّنَا، قَالَ: فَيَأْتِيهِمُ الجَبَّارُ فِي صُورَةٍ غَيْرِ صُورَتِهِ الَّتِي رَأَوْهُ فِيهَا أَوَّلَ مَرَّةٍ،

Sehingga akhirnya tinggallah orang-orang yang menyembah Allah sama ada yang baik atau yang fajir. Maka ditanyakan kepada mereka:

“Apa yang menyebabkan kalian tertahan sedangkan manusia lainnya sudah pergi?” Maka mereka jawab, “Kami bukan dari mereka dan kami adalah manusia yang sangat memerlukan-Nya pada hari ini, dan kami dengar ada suara yang memanggil, “Hendaklah setiap kaum bersama dengan apa yang disembahnya.” Dan adalah kami sedang menunggu Rabb kami.” Nabi bersabda:

Maka datanglah Al-Jabbaar dalam rupa yang bukan rupa-Nya yang dilihat pada kali pertama.”

فَيَقُولُ: أَنَا رَبُّكُمْ، فَيَقُولُونَ: أَنْتَ رَبُّنَا، فَلاَ يُكَلِّمُهُ إِلَّا الأَنْبِيَاءُ، فَيَقُولُ: هَلْ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُ آيَةٌ تَعْرِفُونَهُ؟ فَيَقُولُونَ: السَّاقُ، فَيَكْشِفُ عَنْ سَاقِهِ، فَيَسْجُدُ لَهُ كُلُّ مُؤْمِنٍ، وَيَبْقَى مَنْ كَانَ يَسْجُدُ لِلَّهِ رِيَاءً وَسُمْعَةً، فَيَذْهَبُ كَيْمَا يَسْجُدَ، فَيَعُودُ ظَهْرُهُ طَبَقًا وَاحِدًا، ثُمَّ يُؤْتَى بِالْجَسْرِ فَيُجْعَلُ بَيْنَ ظَهْرَيْ جَهَنَّمَ “

Maka Allah Al-Jabbaar berfirman: “Akulah Rabb kalian.” Maka mereka berkata, “Engkau Rabb kami?” Maka tidaklah ada yang berbicara kecuali para Anbiyaa’ (para Nabi). Maka Allah berfirman:

“Adakah di antara kalian dan Dia terdapat tanda yang dapat membuat kalian mengenali-Nya?”

Mereka jawab, “(Ada, iaitu) As-Saaq (betis).” Maka Dia pun menyingkap betis-Nya. Maka bersujudlah seluruh yang beriman, dan berbaki-lah dari mereka yang sujud kepada Allah kerana riyaa’ dan sum’ah. Maka mereka berusaha untuk sujud tetapi tidak boleh sujud, lalu punggungnya menjadi satu bahagian. Kemudian didatangkan Al-Jasr lalu dipasang di antara tepian Jahannam.

قُلْنَا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَمَا الجَسْرُ؟ قَالَ: مَدْحَضَةٌ مَزِلَّةٌ، عَلَيْهِ خَطَاطِيفُ وَكَلاَلِيبُ، وَحَسَكَةٌ مُفَلْطَحَةٌ لَهَا شَوْكَةٌ عُقَيْفَاءُ، تَكُونُ بِنَجْدٍ، يُقَالُ لَهَا: السَّعْدَانُ، المُؤْمِنُ عَلَيْهَا كَالطَّرْفِ وَكَالْبَرْقِ وَكَالرِّيحِ، وَكَأَجَاوِيدِ الخَيْلِ وَالرِّكَابِ، فَنَاجٍ مُسَلَّمٌ، وَنَاجٍ مَخْدُوشٌ، وَمَكْدُوسٌ فِي نَارِ جَهَنَّمَ، حَتَّى يَمُرَّ آخِرُهُمْ يُسْحَبُ سَحْبًا

Kami bertanya, “Wahai Rasulullah, apa itu Al-Jasr?” Jawab Rasulullah:

“Ia adalah tempat (jambatan) yang menjadikan orang tergelincir, di atasnya terdapat sesuatu yang menyambar-nyambar dan besi yang hujungnya bengkok (pengait) serta besi keras yang lebar dan luas serta memiliki duri bengkok seperti yang berada di daerah Nejad, ia dikenali dengan nama AsSa’dan. Orang-orang beriman melaluinya (secepat) kerdipan mata, seperti kilat, seperti angin, seperti secepat kuda tunggangan yang baik. Sebahagian mereka selamat dengan baik, sebahagian selamat dengan bekas-bekas luka, sebahagian lagi jatuh ke dalam api Jahannam. Sehinggalah yang terakhir melaluinya sambil terseret-seret.

فَمَا أَنْتُمْ بِأَشَدَّ لِي مُنَاشَدَةً فِي الحَقِّ، قَدْ تَبَيَّنَ لَكُمْ مِنَ المُؤْمِنِ يَوْمَئِذٍ لِلْجَبَّارِ، وَإِذَا رَأَوْا أَنَّهُمْ قَدْ نَجَوْا، فِي إِخْوَانِهِمْ، يَقُولُونَ: رَبَّنَا إِخْوَانُنَا، كَانُوا يُصَلُّونَ مَعَنَا، وَيَصُومُونَ مَعَنَا، وَيَعْمَلُونَ مَعَنَا، فَيَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى: اذْهَبُوا، فَمَنْ وَجَدْتُمْ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالَ دِينَارٍ مِنْ إِيمَانٍ فَأَخْرِجُوهُ، وَيُحَرِّمُ اللَّهُ صُوَرَهُمْ عَلَى النَّارِ، فَيَأْتُونَهُمْ وَبَعْضُهُمْ قَدْ غَابَ فِي النَّارِ إِلَى قَدَمِهِ، وَإِلَى أَنْصَافِ سَاقَيْهِ، فَيُخْرِجُونَ مَنْ عَرَفُوا، ثُمَّ يَعُودُونَ

Maka tidaklah kalian lebih menyaksikan kebenaran berbanding aku. Pada hari itu jelas-lah bagi kalian dari kalangan orang-orang beriman terhadap Al-Jabbaar. Dan apabila mereka melihat diri mereka selamat, lalu mereka pun menanyakan:

“Ya Rabb kami, bagaimana dengan ikhwan (saudara-saudara) kami? Mereka dulu solat bersama kami, berpuasa bersama kami, dan beramal bersama-sama kami.”

Maka Allah Ta’ala berfirman:

“Pergilah, maka sesiapa yang masih wujud keimanan di hatinya seberat dinar, keluarkanlah dia.”

Allah Subhanahu wa Ta’ala mengharamkan atas api Neraka terhadap bentuk (jasad) mereka. Lalu mereka pun mendatangi mereka dan sebahagian dari mereka ada yang telah terbenam dalam Neraka hingga kakinya, dan  ada yang setengah betis. Maka mereka pun mengeluarkan dari orang-orang yang mereka kenali, kemudian kembali.

فَيَقُولُ: اذْهَبُوا فَمَنْ وَجَدْتُمْ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالَ نِصْفِ دِينَارٍ فَأَخْرِجُوهُ، فَيُخْرِجُونَ مَنْ عَرَفُوا، ثُمَّ يَعُودُونَ، فَيَقُولُ: اذْهَبُوا فَمَنْ وَجَدْتُمْ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ مِنْ إِيمَانٍ فَأَخْرِجُوهُ، فَيُخْرِجُونَ مَنْ عَرَفُوا

Lalu Allah berfirman:

“Pergilah, maka sesiapa yang masih wujud di hatinya seberat setengah dinar (dari keimanan), maka keluarkanlah. Maka mereka pun mengeluarkan dari sesiapa yang mereka kenali, kemudian mereka kembali.”

Maka Allah berfirman lagi:

“Pergilah, maka sesiapa yang masih wujud di hatinya seberat zarrah dari keimanan, maka keluarkanlah. Maka mereka pun mengeluarkan siapa yang mereka kenali.”

Abi Sa’iid Al-Khudri berkata:

فَإِنْ لَمْ تُصَدِّقُونِي فَاقْرَءُوا: {إِنَّ اللَّهَ لاَ يَظْلِمُ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ وَإِنْ تَكُ حَسَنَةً يُضَاعِفْهَا} [النساء: 40]، ” فَيَشْفَعُ النَّبِيُّونَ وَالمَلاَئِكَةُ وَالمُؤْمِنُونَ، فَيَقُولُ الجَبَّارُ: بَقِيَتْ شَفَاعَتِي، فَيَقْبِضُ قَبْضَةً مِنَ النَّارِ، فَيُخْرِجُ أَقْوَامًا قَدْ امْتُحِشُوا، فَيُلْقَوْنَ فِي نَهَرٍ بِأَفْوَاهِ الجَنَّةِ، يُقَالُ لَهُ: مَاءُ الحَيَاةِ، فَيَنْبُتُونَ فِي حَافَتَيْهِ كَمَا تَنْبُتُ الحِبَّةُ فِي حَمِيلِ السَّيْلِ، قَدْ رَأَيْتُمُوهَا إِلَى جَانِبِ الصَّخْرَةِ، وَإِلَى جَانِبِ الشَّجَرَةِ، فَمَا كَانَ إِلَى الشَّمْسِ مِنْهَا كَانَ أَخْضَرَ، وَمَا كَانَ مِنْهَا إِلَى الظِّلِّ كَانَ أَبْيَضَ، فَيَخْرُجُونَ كَأَنَّهُمُ اللُّؤْلُؤُ، فَيُجْعَلُ فِي رِقَابِهِمُ الخَوَاتِيمُ، فَيَدْخُلُونَ الجَنَّةَ، فَيَقُولُ أَهْلُ الجَنَّةِ: هَؤُلاَءِ عُتَقَاءُ الرَّحْمَنِ، أَدْخَلَهُمُ الجَنَّةَ بِغَيْرِ عَمَلٍ عَمِلُوهُ، وَلاَ خَيْرٍ قَدَّمُوهُ، فَيُقَالُ لَهُمْ: لَكُمْ مَا رَأَيْتُمْ وَمِثْلَهُ مَعَهُ

“Jika kalian tidak percaya, maka bacalah (dari ayat Al-Qur’an): “Sesungguhnya Allah tidak menzalimi seseorang walau seberat zarrah, dan jika ada kebaikan, nescaya Allah akan melipat-gandakannya.” (Surah An-Nisaa’, 40)

Setelah para Nabi, para malaikat, dan orang-orang yang beriman memberikan syfa’atnya, lalu Allah Al-Jabbaar pun berfirman:

“Sekarang tinggal syafa’at-Ku saja.”

Lalu Allah Subhanahu wa Ta’ala menggenggam sebahagian Neraka dan mengeluarkan beberapa kaum yang telah terbakar. Lalu mereka dilemparkan ke sungai yang berada di pinggir Syurga yang dinamakan sebagai air kehidupan. Lalu mereka pun tumbuh di pinggiran sungai tersebut ibarat biji-biji yang tumbuh ketika dibawa arus air bah. Kalian dapat melihatnya di celah-celah bebatuan dan di celah-celah pepohonan. Maka apa yang terkena cahaya matahari darinya ia pun subur menghijau. Dan apa yang terlindung oleh bayangan (tidak kena cahaya matahari), ia pun memutih layu. Lalu mereka pun keluar seperti lu’lu’ (mutiara), dan dijadikan di leher-leher mereka tanda, maka mereka pun dimasukkan ke Syurga.

Kemudian berkatalah penduduk Syurga: “Mereka adalah orang-orang yang dibebaskan oleh Allah Ar-Rahmaan, mereka dimasukkan ke Syurga tanpa ‘amal yang pernah mereka lakukan, dan tanpa kebaikan yang pernah mereka persembahkan.” Kemudian dikatakan kepada mereka, “Bagi kalian apa yang kalian lihat dan yang semisal bersamanya.”.” (Shahih Al-Bukhari, no. 7439)